Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Uma Lengge: Menjaga Ketahanan Pangan Masyarakat Bima

Gambar
Menuju Situs Uma Lengge di Desa Maria Tanggal 27 Juli lalu, menjelang shalat Ashar, saya bersama teman-teman dari RS PKU Muhammadiyah Bima menuju Desa Maria Kecamatan Wawo. Titik keberangkatan kami adalah Jalan Gajah Mada, di pusat kota Bima. Dengan mengendarai mobil, kami berangkat ke arah timur. Perjalanan menuju Kecamatan Wawo melewati beberapa jalan yang cukup menanjak dan berkelok. Perlu kehati-hatian ketika berkendara di jalanan Bima. Meskipun jalanan sepi, tidak menutup kemungkinan kita akan berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan yang ugal-ugalan dan tidak mematuhi marka jalan. Gerbang Situs Uma Lengge Setelah 45 menit, sampailah kami di Desa Maria, Kecamatan Wawo. Tidak ada papan penunjuk yang mengarahkan ke situs budaya ini. Pengunjung harus jeli melihat sebuah spanduk kecil yang terpasang di pinggir jalan menuju Desa Maria. Situs Uma Lengge berada di antara permukiman warga. Karena berada di wilayah perbukitan, udara segar menya

Mengapa Via Vallen Digemari? : Sebuah Amatan tentang Via Vallen

Gambar
“Sayang opo kowe kerungu, jerite atiku, mengharap engkau kembali..?” Intro musik tersebut terus terngiang di telinga saya. Pertama kali saya mendengar penggalan lirik lagu ini dari sebuah status yang viral di media sosial. Adalah Maulidia Octavia atau yang lebih dikenal dengan Via Vallen, biduan dangdut asal Surabaya yang mempopulerkan lagu tersebut bersama Orkes Melayu (OM) Sera.  Via Vallen cukup dikenal di kalangan dangdut koplo Pantura. Namanya kian terkenal ketika sering diundang untuk tampil di beberapa acara musik yang rutin tayang di stasiun televisi. Terlebih ketika ia berhasil meraih Penghargaan Penyanyi Dangdut Wanita Ngetop versi SCTV Awards 2017, mengalahkan beberapa pendahulu lainnya di bidang dangdut kekinian, seperti Ayu Tingting, Cita Citata, dan Zaskia Gothik. Dangdut adalah salah satu genre musik populer yang terkenal di Indonesia pasca runtuhnya pemerintahan Soekarno. Musik ini merupakan akulturasi dari beberapa budaya. Musik dangdut mencampurkan lir