Tentang Perbedaan Pandangan

Kantor pagi ini rame. Kepala kantor kami membicarakan rencana aksi dari ikatan mahasiswa yang ingin berdemo di depan rumah Buya Syafii Maarif. Demo itu berdasarkan atas tindakan dan ucapan Buya di Indonesia Lawyers Club (ILC) terkait aksi 4 November beberapa hari lalu. Tidak mengherankan memang ketika seorang tokoh didemo oleh sebuah golongan yang tidak sepakat dengan ucapan, tindakan, dan keputusannya.

Di Jakarta, juga ada demo serupa. Ela Nofitasari, sekretaris dari pimpinan pusat ikatan diminta mengundurkan diri karena mendeklarasikan diri menjadi salah satu anggota Gadis Ahok, kelompok perempuan pendukung Ahok sebagai Gubernur Jakarta. Bahkan berbagai petisi online bermunculan dengan alasan yang kurang jelas kenapa kita harus menandatangani petisi tersebut.

***

Media massa dalam pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung serentak di Indonesia pada 2017 nanti berhasil memecah belah pandangan politik orang dan golongan. Persyarikatan ini, yang lahir dari embrio sosial Ahmad Dahlan saya rasa masih malu-malu berpolitik,, tapi secara implisit selalu mengarah pada satu pasangan calon tertentu.

Saya jadi ingat, di tahun 2014 lalu ketika ramai Pilpres dan saya memilih untuk mendukung Jokowi dan beberapa kali menulis status tentang pihak yang berseberangan. Seorang senior saya sampai mengirimkan pesan pribadi yang menyarankan saya untuk datang ke psikiater. Dia juga bahkan menuduh saya sebagai orang yang inferior terhadap agama. Aih. Padahal, waktu itu saya cuma menuliskan hal-hal satire karena saya mulai paham kalau semua yang hadir di media itu hanyalah palsu. Bohong semua saudara-saudara. Jangan percaya sama elite politik. Semuanya sama.

Kembali ke Mbak Ela dan Buya yang dianggap salah oleh persyarikatan. Begitulah. Kadang-kadang berkader dalam ikatan pasti membutuhkan perbedaan sikap. Bukankah persyarikatan kita dibangun tanpa sikap patron klien? Kalau semua diminta untuk sama, sesuai dengan arahan ketua pimpinan pusat, lalu dimanakah letak berkemajuan yang kita selalu agung-agungkan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Soto Terenak di Sekitar Kampus UGM versi Aulia

Catatan Perjalanan: Mengunjungi Kampung Baduy

Menengok Kampung Transmigran Jawa di Sorong (1)