Ilmi




Dear Ilmi,
ini masih ada kaitannya dengan cerita-cerita kita siang tadi. tentang kuliahmu, tentang teman-teman baru di Aussie, dan tentang lelaki kesayangan setelah ayah, Garin. 

Mi, pertama kali lihat kamu di kampus, aku udah yakin kalau kamu gak akan bertahan lama di kampus mahal ini, Kedua kali yang bikin aku makin yakin kalau kamu lebih cocok kuliah di luar adalah kecerdasanmu yang di atas rata-rata. Ketika kamu mendiskusikan sesuatu dan aku cuma bisa melongo sambil gumam, gilak, ni anak makan apa? dari sini, aku percaya, kamu pasti bisa bersaing dengan mereka-mereka itu. Kuliah di dalam negeri menurutku kurang memuaskan untuk orang yang punya kecerdasan intelektual macam kamu. Maka, berada di luar negeri dan berkompetisi dengan mereka-mereka yang secara keilmuan juga unggul adalah yang cukup tepat buat seorang Ilmi. Jangan lupa, setelahnya tetap memanfaatkan ilmu buat khazanah pendidikan Indonesia ya.

Dear Ilmi anaknya Pak Budi, berada di perantauan memang punya sensasi tersendiri. Rasa kangen gak bisa dipungkiri lagi dahsyatnya. Nangis, mewek, pengen ketemu ayah ibu, itu pasti dan ada masanya. Nikmati saja. Sama seperti kamu menikmati ketawa bahagiamu karena menertawakan yang lucu. Miki Mos joget hula-hula misalnya. Tapi tapi tapi.. nangisnya jangan kelamaan, ketawanya juga jangan keseringan. yang penting seimbang kayak yin dan yang. Inget lagi motivasi awalmu kenapa kuliah di Aussie. Pasti bukan cuma karena ada Ayin kan? Ahahaha..

 Dear Ilmi yang punya banyak teman dari berbagai angkatan dan kalangan. Sejauh aku kenal kamu, kamu adalah sosok yang bisa mendekatkan banyak golongan. Kamu bisa-bisanya temenan sama orang yang alim bahkan yang terlihat garang sekalipun. Aku yakin itu bakat alamimu. Soal pertemanan di Aussie sama teman-teman awardee-mu itu, coba yuk diganti perspektifnya. Kita gak bisa gitu aja memaksakan kehendak kita, visi misi kita dengan orang lain. Semacam orang konservatif maksa orang-orang liberal untuk berpandangan sama dengan mereka. kan lak yo wagu tho? Untuk poin ini, Ilmi pasti bisa ngadepin. Joss..

Dear Ilmi yang sayang banget sama Ayin, aku sebagai jomblo berpengalaman setingkat di atas kamu berharap hubungan kalian lancar sampai ke tujuan bersama. Entah akan menikah atau hanya memutuskan untuk hidup bersama. Hahaha.. bebas banget yak..  dari ceritamu tadi siang, aku cuma bisa pesan untuk gak hanya menggantungkan diri dan harapan pada satu orang. Kita gak tau apa yang terjadi besok hari. Kamu gak selamanya bisa nemenin Garin dan Garin pun gak selamanya bisa nemenin kamu. Di titik ini, kamu perlu berbagi dengan orang lain selain pacarmu. tentu supaya hubungan kalian tetap objektif.  

dear Ilmi sayang, jangan lupa tetap jaga kesehatan. Jangan lupa juga makan sayur dan buah. Kurangi makan yang asin-asin ya biar kamu tetep manis. 

Peluk jauh dari pemeran antagonis di KBM. 

Komentar

  1. Aul itu, pemeran antagonis di KBM yang bijaksana :D. Ilmi take care yaaa, kamu emang cerdas banget :* you deserve all of happiness there...enjoy, dan don't forget to back home..we miss you :*

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Soto Terenak di Sekitar Kampus UGM versi Aulia

Catatan Perjalanan: Mengunjungi Kampung Baduy

Menengok Kampung Transmigran Jawa di Sorong (1)